Akhlak

Ibaratkan AKHLAK itu ialah kopi dan manusia dibaratkan sebuah gelas, maka ketika gelas diisi dengan kopi jadilah ia "segelas kopi" dan jika diisi dengan racun, jadilah ia "segelas racun". Begitu juga dengan manusia, jika diisi dengan akhlak yang mulia, maka jadilah ia seorang yang mulia, begitu juga sebaliknya.

Berbagi Itu Indah, Berbagi itu GUE BANGET

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui(Q.S.At-Taubah:103).

Jalan Dakwah

Jalan ini bukanlah jalan yang ditaburi bunga-bunga harum, bukan jalan yang mudah ditempuh. Namun, jalan ini adalah jalan yang penuh onak dan duri. Jalan yang tidak semua orang bisa menikmatinya dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan keistiqamahan.

Ya', Ini Kebutuhan bukan Keterpaksaan

Dan tersenyumlah dengan perjuangan hari Ini, Hari esok akan lebih cerah, PASTI!!!

UKMI Ar-Rahman Unimed

Tempat menempa jiwa, memulai perubahan dan siap menggenggam peradaban untuk hidup umat manusia yang lebih baik. Ini mimpiku kawan!

Tampilkan postingan dengan label Coretan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Coretan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 Oktober 2012

Sabar Aja Gak Cukup

Aku terus menjalani jalan ini, tanpa bertanya, tanpa terlihat mengeluh, tanpa terlihat merasa tidak puas, tanpa terlihat merasa tidak adil, tanpa terlihat merasa ditinggal sendiri, tanpa terlihat begitu kesalnya aku dengan semua ini.
Aku terus bersama mereka, menjalani hari ku yang terlihat ceria, semangat, energic dan agresif.
,,,,,,,,
Tapi, itu semua hanya TERLIHAT bukan sebenarnya.
Begitu banyak hal yang ingin aku ungkap, begitu banyak hal yang ingin aku ceritakan, tentang dia yang tega meninggalkan ku sendiri mengerjakan amanah-amanah ini, tentang kelompok kecil yang mulai tidak nyaman, tentang keputusan-keputusan mereka yang gak logis bagiku, tentang sikap mereka yang seakan tidak menginginkanku disini lagi, tentang..... ahhh, aku pasrah.
,,,,,,,
Saudaraku, ketika kita sabar, hal-hal demikian masih mungkin terjadi, kita Istiqomah tapi hati menggerutu, kita tersenyum tapi hati kita menangis, kita terlihat semangat tapi hati kita mengeluh.
,,,,,,,
Saudara ku, Yoek tambahkanlah KEIKHLASAN untuk memperbaiki KUALITAS SABAR kita, Kita Sabar dan Ikhlas dengan ISTIQOMAH, Kita sabar dan ikhlas dengan kelompok kecil itu, kita sabar dan ikhlas dengan amanah-amanah itu, kita sabar dan ikhlas dengan rekan kerja yang begitu adanya dan kita sabar dan Ikhlas terhadap semuanya.
,,,,,,,
Hemmmm, sama-sama kita mulai ya!!!

Selasa, 26 Juni 2012

Semangat Perubahan

"Terkadang Engkau berkata biarlah aku menjadi apa adanya, tetap dalam kehidupanku saat ini, dan menjadi diri sendiri itu jauh lebih baik."
..............

Gak terbayangkan jika umat manusia semuanya menolak perubahan seperti itu,
Seorang pencuri tidak mau berubah untuk tidak mencuri karena alasan, menjadi pencuri jauh lebih baik, seorang koruptor mengatakan menjadi koruptor lebih baik, seorang "Islam KTP" mengatakan menjadi "Islam KTP" lebih enak, seorang anak durhaka mengatakan menjadi anak durhaka GUE BANGEEETS.

Hemmmt, bagiku, "jadilah seperti orang lain jika itu memang menjadikanmu lebih baik dimata Allah SWT, Misalnya Menjadi seperti Abu Bakar yang begitu teguh Imannya."
..............
Terkadang aku takut karena aku akan menolak untuk berubah hanya dengan alasan tidak ingin mencotoh orang lain.
Terkadang aku juga takut apabila aku tidak mau berubah oleh sebab aku memang belum sanggup untuk saat ini.
Terkadang aku takut karena aku akan menolak kebaikan dengan membenarkan kesalahanku.

Wallahu'alam.

Selasa, 12 Juni 2012

Tanpa Judul

Terkadang aku berpikir ingin kembali ke masa lalu

Menjalani hidup mulai dari awal

Memulai perjalanan seperti dulu

Memilih jalan ini, tapi mengelak dari kondisi saat ini.


Aku ingin menjadi orang biasa

Tidak spesial namun berbuat spesial

Tidak banyak tahu, namun mampu memahami

dan melakukan aktifitas biasa, namun mampu istiqomah.


Aku takut kondisi ini membuat diriku yang kecil ini menjadi besar!!!

Wallahu’Alam. . . . . . . .

Sabtu, 10 Maret 2012

Ditengah Gelap

Diam, duduk di ruang sunyi penuh kekosongan, rasa, pikiran tertuju satu arah, kegagalan, kesalahan, kekurangan dan macam-macam. Meronta dalam gelap, menerawang hayal, antara iya dan tidak, antara benar dan salah antara maya dan nyata.
 Begitukah hidup, jalan dalam senyap, dalam pekatnya malam antara yang wajar dan tidak.  Lalu tubuh, lelah, rebah tanda lelah, namun pikiran tetap, tujuan sama, mencari kesalahan-kesalahan yang mungkin masih bisa di benarkan.

Bingung, bertanya sambil bergumam, Masihkah butuh bintang jika ada purnama? Atau hujan butuh ketika semuanya sudah basah?

Aakkhhh, ribet. kadang bintang menjadi prioritas, kadang juga purnama adalah kekuatan, kadang hujan diharapkan, kadang juga banjir tak dapat dilihat sebelah mata.

Hemmt, ngelak, alasan, atau cari titik tolak atau titik aman. Sudahlah, jangan pikirkan purnama, apa lagi bintang, jangan juga hujan begitu juga dengan kebasahan.

Senin, 02 Januari 2012

Tentang Harapan

Jika engkau menanyakan aku tentang bagaimana perasaan mu jika hal itu terjadi? Maka aku akan mengelengkan kepala ku, jika kau bertanya lagi, akupun menggeleng lagi, jika kau Tanya lagi, aku akan menggelang lagi, hingga kau lelah bertanya dan hingga aku lelah menggelengkan kepala ini.
Entah kenapa, Rasanya peristiwa itu semakin dekat, semakin dekat dan semakin dekat, dan aku hanya menunggu dengan hati gelisah. Perasaan takut kehilangan, perasaan ingin membiarkannya dengan ikhlas dan entah perasaan apa lagi, yang jelas ini membuatku seakan tak mampu berbuat apapun untuk mencegahnya atau untuk melakukan save yang cepat.
Apakah aku akan siap jika aku sudah tidak memiliki kesempatan lagi?
Apakah aku akan mampu untuk ikhlas jika aku menyaksikan semua itu?
Apakah aku akan....akan.....akan....akhhhhhh,........
Semuanya membuatku seakan tak berdaya.
Terkadang aku sadar, aku bukanlah orang yang ingin berharap lebih, terkadang aku sadar tujuanku bukan semata-mata karena itu, terkadang aku sadar ada sesuatu yang lain yang lebih baik daripada semua itu, tapi aku tidak mampu menutup kegelisahan kepada diri yang begitu lemah ini.
Pilihan terbaik meski sulit ialah membiarkan semua terjadi, membiarkan ia mengalir bagai arus sungai yang tenang, berusaha menutup kegelisahan serapat mungkin, berusaha membawa kegelisahan menjadi sebuah ketentuan yang harus di jalankan, berusaha menyadarkan jiwa atas segala aturan sang pencipta dan berusaha menghargai dan menghormati takdir.
Namun apalah daya perasaan lemah yang tidak bisa membayangkan jika itu benar-benar terjadi, tidak akan bisa membayangkan jika aku sendiri yang menjadi saksi dari peristiwa itu. Karena satu yang pasti, peluangku semakin hari semakin kecil untuk berharap itu tidak terjadi apa lagi berharap itu terjadi sesuai yang aku inginkan.
Apakah ada harapan agar hal itu tidak terjadi atau terjadi dengan save yang sukses aku lakukan?
Harapan masih ada.
Harapan selalu menjadi teman setia perjalanan hidupku.
Dan harapan telah membuatku bersemangat dalam menjalani hariku
Sekecil apapun harapan itu, mudah-mudahan menjadi emas sampai aku sendiri menyadari kalau aku sudah tidak memiliki harapan lagi.

Tetaplah berjuang sampai harapan itu benar-benar sirna!

Untuk Ayah Diseluruh Dunia

Tulisan ini disampaikan kepada seluruh ayah di dunia termasuk didalamnya ayah saya sendiri dan juga diri saya yang mudah-mudahan akan segera menunaikan sunnah Rasul untuk menjadi seorang ayah. Harapannya ini dibaca oleh seseorang yang hari ini disebut ayah dan seseorang yang akan menjadi ayah atau bagi semua orang yang sampai saat ini berhubungan dengan ayah atau ia pernah berhubungan dengan seorang yang di sebut ayah.
........
Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, sebab Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan harta mereka......(An-Nisa’:34)
Saya yakin semua kita sepakat laki-laki itu lah yang disebut ayah. Saya juga yakin kita semua juga sepakat kalau ayah itulah yang menjadi pemimpin dalam suatu keluarga. Keluargaku, ayah ku yang memimpin. Keluargamu, ayahmu yang menjadi pemimpin dan keluarga dia, ayahnya lah yang memimpin, bukan ayahku juga bukan ayahmu. Atau hari ini aku sudah berkeluarga, maka yang memimpin dalam keluarga itu adalah aku. Atau aku hari ini aku sudah berkeluarga, maka yang menjadi pemimpin dalam keluarga kecilku ini ialah suamiku (kata seorang perempuan yang baru berkeluarga).
Ayah dan pemimpin?
Yang namanya jabatan memang kadang-kadang membuat kita terasa terhormat sehingga kita sombong dan membanggakan diri. Lalu kita bebas melakukan segalanya sesuka kita dan sekehendak hati kita. bebas berbuat apapun dan bebas menentukan apapun. Bebas memberikan kebebasan kepada yang kita pimpin dan bebas memberikan pengekangan dalam bentuk apapun kepada ”rakyat kecil” yang kita pimpin. Itu keliru wahai ayah.
Untuk ayah dan orang-orang yang akan menjadi ayah diseluruh dunia. Jabatan itu bukan atas dasar permintaan kita, bukan pemberian seorang anak dan bukan pemberian seorang istri yang cantik jelita itu. Tetapi jabatan itu merupakan amanah Allah yang Allah berikan sebagai salah satu kelebihan seorang ayah. Maka pertanggungjawabannya pun bukan pada anak, bukan pada orang tua, bukan pada mertua dan juga bukan kepada Istri yang cantik jelita beserta sanak keluarga yang  lain, tetapi pertanggungjawabannya langsung kepada Allah sebagai pemilik alam beserta seluruh isinya .titik
Maka segala bentuk perbuatan dan keputusan yang ayah lakukan semuanya harus bersumber dari tuntunan Allah yang contoh teladannya bisa kita lihat pada ayahnya Fatimah dan saudara-saudaranya yang lain, Muhammad Shallallah ‘Alaihi Wasalam.
Sebenarnya tugas ayah hanya satu, yaitu membawa “rakyat kecil”nya itu menuju syurganya Allah dengan cara apapun atau dengan segala bentuk kebebasan apapun. Meskipun tugas ayah Cuma itu dan didukung dengan jabatan serta kebebasan, cukup banyak fakta hari ini ayah-ayah yang gagal dalam tugasnya. Ayah-ayah yang membiarkan anak-anak dan istrinya menjadi teman dan santapan syaithan terkutuk. Padahal jelas tugas ayah sebagai seorang pemimpin adalah pelindung “rakyat kecilnya” dari syaithan-syaithan itu.
Kesalahan-kesalahan yang hari ini dilakukan seorang anak manusia bisa dikatakan kesalahan ayah, anak durhaka, karena kesalahan ayah, anak merampok, kesalah ayah, anak tidak sekolah, kesalahan ayah, anak tidak pandai membaca Al-Qur’an, kesalahan ayah, anak tidak shalat, kesalahan ayah, anak merokok, kesalahan ayah, anak pacaran, kesalahan ayah, anak bandel, kesalahan ayah, anak suka bohong, kesalahan ayah dan masih banyak lagi hal-hal lain yang anak lakukan karena kesalahan ayah, karena ayahpemimpin, dan pemimpin harus mamp[u menjaga dan memperbaiki semua itu.
Seorang ayah yang bertanggungjawab kepada Allah tentang keluarganya, akan mampu membawa “masyarakatnya” ke syurganya Allah. Hal ini ayah wujudkan dengan menerapkan “Negara islami” dalam keluarganya atau dengan kata lain rumah tangga yang Islami yang didalamnya beranggotakan orang-orang yang berpegang teguh terhadap ketentuan-ketentuan Allah dengan melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Hal ini ayah mulai dengan membentuk dirinya menjadi seorang muslim yang kuat, mulia akhlaknya, berwawasan luas, giat berusaha, selamat akidahnya, benar ibadahnya serta menjaga tata krama Islam dalam segenap kehidupannya. Selanjutnya untuk membentuk suatu keluarga tentunya ayah akan memilih seorang seorang pendamping atau istri yang ideal.
Sabda rasul
Wanita itu dinikahi karena empat unsure utama: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dank arena agamanya. Maka kamu hendaklah memilih wanita yang beragama, agar kamu berbahagia. (H.R.Bukhari)
Firman Allah :
“Jika nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat dan yang berpuasa.” (At-Tahrim : 5).
Rasulullah menganjurkan kepada ayah untuk memilih seseorang pendamping dengan 4 kriteria, namun sangat dianjurkan pada poin ke 4, yaitu karena agamanya. Agama yang dimaksud disini bukan hanya ia harus beragama Islam tetapi mencakup hal-hal lain yang kemudian pendamping tersebut dikatakan sebagai seorang pendamping ideal. Yaitu sebagai mana yang Allah jelaskan dengan Firmannya  Q.S. At-tahrim: 5, yaitu seorang yang lebih baik darinya, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat dan yang berpuasa.”
........
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan ahli warismu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At-tahrim: 6)
Setelah itu ayah di wajibkan membimbing “negera kecilnya” itu sesuai tuntunan syariat. Disana ada istri dan anak-anaknya sebagai rakyat yang mesti di pertanggungjawabkan kepada sang khalik. Dalam tahap ini tugas ayah akan dibantu oleh sang istri yang cantik jelita itu, mereka akan membimbing anak-anaknya untuk mengikuti dan mencintai Islam, mendidik anak-anaknya untuk beriman dan membiasakan mereka dengan melaksanakan ibadah secara disiplin. Sehingga sang anak tersebut mampu menjadi individu baru yang lebih baik dari mereka yang selanjutnya juga akan melanjutkan risalah seperti yang mereka lakukan. Dengan demikian kesinambungan Islam akan dapat dipastikan terjadi, dan tugas ayah untuk membawa “Negara kecilnya” ke syurga akan mampu terlaksanakan dengan sukses.
Setelah itu semua, maka ada kewajiban lain yang mestinya juga tidak dinomor duakan bagi kita, baik itu ayah, ibu atau anak-anaknya, yaitu “memperluas daerah kekuasaan”. Yang dimaksud disini iayalah setelah keluarga Islami itu terbentuk maka selanjutnya harus berusaha untuk mewujudkan masyarakat yang Islami dan seterusnya, dan seterusnya.
Firman Allah
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (Q.S. Ash-Shaff: 10-13).
.........
Sangat indah ucapan seorang istri kepada sang ayah yang hendah keluar rumahnya dipagi hari.
Bertawakkallah kepada Allah dalam urusan kami, janganlah kanda memberi kami makan kecuali yang halal dan baik1.
........
Referensi:
Membina Angkatan Mujahid (Sa’id Hawwa) dan Fiqh dakwah (Syaikh Mustafa Mansyur)
­­­­­­­
1) fiqh dakwah, hal 120

Selasa, 27 Desember 2011

Kenapa Kita Pergi?

Saya pergi karena ketidak adilan
Saya pergi karena seorang yang TOP di wajiha telah banyak mengecewakan saya
Saya merasa digunakan ketika mereka butuh, dan ditinggal ketika mereka tidak butuh
Saya tidak suka dengan mereka karena tidak sepaham dengan saya
Saya malu untuk bersama mereka karena saya sudah lama gak aktif
Saya ingin focus ke kuliah
Murabbi saya tidak lebih hebat dari saya
Karena sudah lama saya tidak aktif akibat PPL
Karena saya malu sebab saya sudah pacaran
Saya telah memilih pergi, mudah-mudahan ini yang terbaik
Hemmt, itu beberapa alasan kenapa seseorang harus meninggalkan jamaah ini bahkan kalau kita pikir-pikir banyak lagi alasan lain untuk pergi. Kalau kita mencari alasan, maka alasan itu pasti ada, tinggal bagaimana kita memilih alasan mana yang tepat untuk pergi.
Terkadang rasa malu membuat kita berat untuk melanjutkan perjuangan bersama, terkadang rasa sakit hati karena merasa di hina dengan tidak diikutkan agenda tertentu membuat kita berontak akan jamaah, terkadang sakit hati karena merasa tidak layak hanya menjadi jundi di kepengurusan membuat kita buta akan pentingnya ketsiqohan, terkadang rasa kecewa dengan seseorang yang sering menunjukkan sikap yang mengecewakan membuat kita berpikiran sempit seakan tidak ada kesempatan bagi kita didalam jamaah, terkadang rasa ingin dihargai membuat kita putus asa ketika usaha kita hanya berbuah penghargaan untuk orang lain.

Datang, Pergi dan Bertahan

Kenapa hari ini kita datang dan kenpa hari ini kita pergi serta kenapa hari ini kita bertahan adalah sebuah pilihan kita, sebuah jalan hidup yang kita pilih.
Ada banyak yang datang dengan perasaan semangat, ada banyak yang datang dengan perasaan ingin mengetahui, adanya banyak yang datang karena kekaguman dan ada banyak yang datang karena ingin bersama orang-orang yang telah memberinya kesan yang begitu menakjubkan.
Ada banyak yang pergi karena mereka tidak menemukan perubahan, ada banyak yang pergi kerena tidak mendapatkan keadilan, ada banyak yang pergi karena bertentangan dengan apa yang ia pahami, ada banyak yang pergi karena merasa di zolimi dan ada banyak yang pergi karena rasa malu setelah tidak mampu istiqomah.
Ada banyak yang bertahan dengan kesabaran, ada banyak yang bertahan karena perubahan, ada banyak yang bertahan karena kepuasan, ada banyak yang bertahan karena kekuatan ukhuwah, ada banyak yang bertahan Karena amanah, ada banyak yang bertahan karena kesadaran dan keyakinan akan apa yang ia jalani dan ada banyak yang bertahan karena harapan kemenangan yang pasti akan nyata.
Semua alasan diatas ialah sesuatu yang telah Allah rencanakan dan merupakan sesuatu yang mesti kita pahami dan yakini. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak merubahnya. Berangkat dari sana semua pilihan ada pada kita, apakah kita akan datang, kita pergi atau kita bertahan.
Satu hal, jika memang keberadaan kita sama sekali tidak ada perubahan kearah yang lebih baik bagi diri kita dan juga orang lain, maka carilah yang lebih baik lagi selain apa yang kita dapatkan hari ini. Jika keberadaan kita hari ini sesuatu hal yang tepat, maka jalanilah dengan sempurna kedalamnya, bertahanlah, istiqomahlah dan yakinlah inilah kebenaran, inilah jalan menuju kemengan.

Jumat, 01 Juli 2011

Berbagi: Memudahkan Masalah kawan


Teman, aku ingin berbagi tentang sebuah pengalaman yang menakjubkan.
Aku memiliki banyak masalah yang masalahnya menurutku menjurus ke satu persoalan.
Masalah ini sudah berlangsung entah sekian lamanya, mungkin semenjak aku masuk kuliah 2009 silam aku sudah harus terjerumus kemasalah itu, sampai dengan hari ini.
Teman, Hari demi hari telah aku lalui, kadang aku sengaja menghabiskan waktu diluar rumah (baca: kos/kontrakan) untuk melupakan masalah-masalah itu. Baik itu jalan-jalan ataupun berkumpul bersama teman-teman, terkhusus teman LDK tercinta, terkadang kuga aku menulis masalah itu menjadi sebuah cerita, meskipun setelah itu aku hapus kembali.
Teman, aku berpikir sangat sulit untuk menyelesaikan masalah iini, karena aku memiliki usia yang lebih muda dengan orang-orang  yang akan ku hadapi jika aku ingin menyelesaikan masalah itu.
Hanya menyemangati diri dengan tekat “Suatu saat aku akan menyelesaikannya dan merubah segalanya”
Itu tekat, sekaligus impianku, yang harus aku dahulukan daripada sekian banyak impian ku yang lain.
Teman, semalam telah terjawab, aku berbagi masalah tersebut dengan seseorang yang pernah mendapatkan masalah yang hampir sama dengan yang sedang aku hadapi. Dan hingga saat ini orang tersebut sedang dalam tahap pemulihan masalahnya setelah kira-kira setahun yang lalu dia mendapatkan klimaks dari masalahnya. Merupakan sebuah masalah yang butuh waktu panjang teman.
Malam mulai larut, dan kami berbagi tentang masalah-masalah kami, dia mengambarkan bagaimana masalahnya dan bagaimana dia menyelesaikannya, hingga muncul sebuah evaluasi dari masalahnya yang harus aku lanjutkan dan aku perbaiki untuk menyelesaikannku.
Sempat bergetar bahkan rasa cemas yang luar biasa, melihat rumitnya masalahnya. Apalagi setelah aku menyampaikan masalahku, “sebuah masalah yang berat, yang memang aaku yang harus menyelesaikannya”, itulah kalimat yang dapat kusimpulkan dari tanggapannya terhadap massalahku.
Kata semangat dan saran terus dia berikan, optimisme dan harapan dia bangun, pengalaman dan arahannya terasa begitu membantuku kawan.
Satu pertanyaan yang sangat berharga muncul dari percakapan kami semalam, “kapan aku akan siap untuk menyelesaikan masalah itu? Atau mau setelah seseorang yang selama aku sayangi menjadi korban?”
Pertanyaan yang menyesakkan kawan, cukup untuk menendang hati dan perassaan ini, menyadarkan seluruh saraf-saraf di otak dan membakar seluruh tubuh.
Teman, aku terdiam……
…………
Hasilnya :

“AKU SIAP MENGHADAPI MASALAH INI SEKARANG!!!!!!!!”

Sebuah optimism yang kuharap tidak berlebihan kawan……..
Aku ingin semester depan masuk kuliah dengan tanpa beban……..
Aku ingin beraktifitas secara total tanpa memikirkan semua permasalahan-permasalahan itu kawan………
Aku ingin melihat mimpiku, mimpi utamaku “SUKSES”…….
Dan aku ingin merancang strategi lain, menyelesaikan impianku yang lain……….
Doakan teman………….!!!!
Semoga langkah2ku dalam menyelesaikan masalah ini adalah rahmad dari-Nya dan menjadi awal perubahan yang sebagaimana Allah kehendaki.

Teman, semoga catatan ini bermamfaat, dan menjadi pembelajaran bagi kita, terkadang tidak baik jika kita memendam permasalahan hanya didalam diri sendiri, namun aka nada solusi dan semanagat ketika kita berbagi dengan yang lain…..
Inilah nikmatnya Ukhuwah teman………..
Ukhuwah sehangat Mentari…. Dahsyat!!!!

Sabtu, 04 Juni 2011

Hemmmmtt.......

 Ketika hari mulai gelap
dan kesunyian mmenyapa jiwa
ketika semua menjadi rasa yang besar
dan kerinduan yang semakin menggema
Ketika itu, hati harus bersabar
,,,,,,,,,,,,,

Perasaan yang luar biasa, yang selalu menghampiri ketika hendak libur kuliah, sehingga hari libur itu seakan tak kunjung datang. ditambah lagi sebuah taujih dari al-Ustaz yang saya dengar kemarin begitu menyentuh, membuat saya seakan ingin bertemu mereka, menatap wajahnya dan bersamanya menjalani hari2 yang melelahkan.
Sebuah ungkapan 'rindu' yang tidak akan dan tidak ingin aku hentikan untuk mereka, karena merekalah orang yang pertama yang harus aku cintai setelah Allah dan Rasul-Nya, Muhammad Saw.

Mengingat hari-harinya
berat, lelah.....
keringat, doa, kerinduan,
dan cerita manis tentang air mata
,,,,,,,,,,,

Selalu berusaha kuat dimata mereka adalah sebuah upaya yang mungkin bisa mengurangi beban hidupnya. melakukan yang terbaik untuknya atau tidak menyusahkannya adalah sesuatu yang harus aku tanamkan sebagai prinsip hidup ini.
,,,,,,,,,,,,