Entah kenapa, Rasanya peristiwa itu semakin dekat, semakin dekat dan semakin dekat, dan aku hanya menunggu dengan hati gelisah. Perasaan takut kehilangan, perasaan ingin membiarkannya dengan ikhlas dan entah perasaan apa lagi, yang jelas ini membuatku seakan tak mampu berbuat apapun untuk mencegahnya atau untuk melakukan save yang cepat.
Apakah aku akan siap jika aku sudah tidak memiliki kesempatan lagi?
Apakah aku akan mampu untuk ikhlas jika aku menyaksikan semua itu?
Apakah aku akan....akan.....akan....akhhhhhh,........
Semuanya membuatku seakan tak berdaya.
Terkadang aku sadar, aku bukanlah orang yang ingin berharap lebih, terkadang aku sadar tujuanku bukan semata-mata karena itu, terkadang aku sadar ada sesuatu yang lain yang lebih baik daripada semua itu, tapi aku tidak mampu menutup kegelisahan kepada diri yang begitu lemah ini.
Pilihan terbaik meski sulit ialah membiarkan semua terjadi, membiarkan ia mengalir bagai arus sungai yang tenang, berusaha menutup kegelisahan serapat mungkin, berusaha membawa kegelisahan menjadi sebuah ketentuan yang harus di jalankan, berusaha menyadarkan jiwa atas segala aturan sang pencipta dan berusaha menghargai dan menghormati takdir.
Namun apalah daya perasaan lemah yang tidak bisa membayangkan jika itu benar-benar terjadi, tidak akan bisa membayangkan jika aku sendiri yang menjadi saksi dari peristiwa itu. Karena satu yang pasti, peluangku semakin hari semakin kecil untuk berharap itu tidak terjadi apa lagi berharap itu terjadi sesuai yang aku inginkan.
Apakah ada harapan agar hal itu tidak terjadi atau terjadi dengan save yang sukses aku lakukan?
Harapan masih ada.
Harapan selalu menjadi teman setia perjalanan hidupku.
Dan harapan telah membuatku bersemangat dalam menjalani hariku
Sekecil apapun harapan itu, mudah-mudahan menjadi emas sampai aku sendiri menyadari kalau aku sudah tidak memiliki harapan lagi.
Tetaplah berjuang sampai harapan itu benar-benar sirna!
0 komentar:
Posting Komentar