Militansi mewajibkan kesabaran, seperti sabarnya Ayyub a.s. menanggung sakit, atau sabarnya Nuh AS berda'wah ratusan tahun. Militansi menggambarkan semangat, seperti semangat para tabi'in yang merantau ke beberapa negeri hanya untuk mencari sebuah hadits, atau seperti semangat belajar Imam Thabari dan Al-Biuni yang masih berdiskusi agama beberapa detik sebelum meninggalnya.
Sabtu, 22 Oktober 2011
Dimana Militansi itu???
Militan..............
Yang kupahami ia adalah totalitas, dalam penerimaan dan pelaksanaan.
melaksanakan kewajiban secara keseluruhan, bukan setengah-setengah, yang kemudian aku malah jadi penghambat bagi orang lain. Menerima segenap amanah yang telah dipercayakan dan melaksanakannya semaksimal mungkin.
Yang kupahami ia adalah kesungguhan, yang menuntut segenap pengorbananku.
meski aku hanyalah seorang mahsiswa, yang hanya mampu memberikan waktu kosongku, maka aku akan memaksimalkannya dan akan bersungguh-sungguh didalamnya.
Yang kupahami ia adalah keyakinan yang tumbuh karena-Nya
Ini semua karena-Nya, karena janji dan komitmen ku akan tanggungjawab, yang kemudian aku persembahkan untuk-Nya.
Yang kupahami ia adalah kewajiban, bukan pilihan.
inilah tekatku yang tak akan berubah, melaksanakan dan memperjuangkan nilai-nilai Islam bukan sebuah pilihan untukk, tapi merupakan kewajibanku sebagai seorang manusia yang mencintai Rasulullah SAW.
Kawan......................
Militansi mengharuskan adanya konsistensi, seperti jihadnya Abu Ayyub yang tidak kenal lelah kendati sudah tua usia, atau seperti amal seorang guru Imam Hanafi yang meninggal dunia tatkala shalat.
Militansi mewajibkan kesabaran, seperti sabarnya Ayyub a.s. menanggung sakit, atau sabarnya Nuh AS berda'wah ratusan tahun. Militansi menggambarkan semangat, seperti semangat para tabi'in yang merantau ke beberapa negeri hanya untuk mencari sebuah hadits, atau seperti semangat belajar Imam Thabari dan Al-Biuni yang masih berdiskusi agama beberapa detik sebelum meninggalnya.
Militansi mewajibkan kesabaran, seperti sabarnya Ayyub a.s. menanggung sakit, atau sabarnya Nuh AS berda'wah ratusan tahun. Militansi menggambarkan semangat, seperti semangat para tabi'in yang merantau ke beberapa negeri hanya untuk mencari sebuah hadits, atau seperti semangat belajar Imam Thabari dan Al-Biuni yang masih berdiskusi agama beberapa detik sebelum meninggalnya.
mana militansi kita kawan......????
Saya teringat dihari pelantikan itu.....
Saya melihat wajah-wajah semangat yang luar biasa, yang seakan-akan mampu merobohkan segala halangan dan rintangan didepan.
Saya melihat semua orang seakan memiliki semangat membara, suhu yang panas dan gejolak hati yang dahsyat.
Sumpah itu masih ternyiang di telinga, sumpah itu masih terdengar begitu tegas, begitu menakutkan dan begitu menyiratkan tantangan..........
Semangat pagi......
Semangat.....semangat...semangat.............
Itu pelajaran pertama yang kita dapatkan.......
Kemana semua itu kawan??????
Kemana militansi kita kawan......????
Sabtu, 15 Oktober 2011
Kawan.....Ayolah
17.27
No comments
Inilah aku sobat.....
Terimakasih atas nasehat mu kemarin....
Benar apa yang engkau katakan, itulah kelemahanku.....
Tapi apa boleh buat aku tak berdaya akan hal itu, aku belum sanggup merubahnya.
Aku tahu aku salah, aku tahu aku belum mampu menerapkan segalanya sesuai yang telah Allah gariskan dan telah menjadi fitrah jamaah kita.
Sabaaaaarrrr, mungkin aku hanya mampu berujar demikian, hingga nanti suatu saat aku mampu merubahnya........
Teruslah menasehati dan menegurku sobat.......
..........
Itu penggalan curahan hati seorang anak manusia setelah iya mendapat nasihat dari seorang sahabatnya. Dia menerima apa yang sahabatnya nasihatkan, tapi dia tidak mampu untuk melakukannya.
Kawan, inilah feomena kita hari ini, ketika sang sahabat mampu memberanikan diri untuk mengingatkan kita, kita hanya mampu menganggukkan kepala kita, bersabar dan Menampakkan kesedihan dengan keadaan kita. Dan hanya mampu berharap sang sahabat tadi senantiasa mengingatkan kita.
Kawan, BUKAN itu yang sahabat kita itu harapkan........
Bukan anggukan-anggukan kita....
Bukan kesempatannya untuk mejadi penasihat kita selanjutnya....BUKAN.
Tapi sebuah PERUBAHAN dari diri kita......
Jika kita mengakui kita kurang, lantas kita bersabar dengan kekurangn itu, apakah itu perubahan????
Kawan selayaknya kita tahu, sang sahabat akan merasa bosan juga terus-terusan mengingatkan kita jika kita tidak mengubrisnya dengan perubahan-perubahan yang kita lakukan.
Ayolah kawan, MENGERTILAH...............
Jadilah orang yang SAMIKNA WA ATA”NA.......
Mendengar dan melaksanakan...........
Mendengar dan melaksanakan...........